Senin, 19 Maret 2012

Albert Einstein adalah Anak ADHD

SEBAGIAN orang menganggap hiperaktivitas atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) sebagai tanda-tanda anak nakal. Mereka lalu berpikir ADHD sebagai penyakit. Ada baiknya Anda membuang jauh-jauh pikiran itu. ADHD bukanlah penyakit, tapi sebuah potensi terpendam yang harus diarahkan dengan baik.

Hampir semua orang pasti mengenal ilmuwan Albert Einstein. Tapi apakah Anda tahu bahwa ia juga mengalami ADHD? Bahkan ADHD juga dialami Presiden AS John F Kennedy, ilmuwan Thomas Edison, aktor Sylvester Stallone, pebasket Michael Jordan, dan pebisnis Bill Gates.

Tapi kasus itu terjadi saat mereka masih kanak-kanak. Thomas Edison misalnya. Ia dikeluarkan dari sekolah karena dianggap bodoh. Tapi siapa yang menyangka ia kemudian tumbuh menjadi seorang ilmuwan besar di kemudian hari.

Bahkan Bill Gates menjadi bos perusahaan teknologi Microsoft. Ia menjadi orang terkaya kedua di dunia dengan harta mencapai Rp610 triliun.

Semasa kecil, mereka bukanlah seorang anak yang bisa diam. Mereka kerap dicap nakal atau bodoh. Padahal mereka memiliki bakat yang sangat luar biasa.

Peneliti dari Dublin, Profesor Michael Fitzgerald, mengatakan anak ADHD yang diarahkan dengan baik akan menjadi orang sukses kelak. Omongannya itu bukan omong kosong. Tapi banyak bukti yang membenarkan pernyataan tersebut.

Gejala anak hiperaktif biasanya sulit menerima sebuah perintah, sukar memusatkan perhatian, mudah kehilangan barang, dan banyak bicara. Penyebab gejala itu masih diperdebatkan. Sebagian peneliti mengatakan pemicu ADHD akibat makanan. Tapi ada pula peneliti yang mengatakan ADHD terjadi akibat faktor genetis atau keturunan.

Apapun pemicunya, Fitzgerald mengatakan ADHD terjadi akibat kondisi otak yang tak dapat memproduksi senyawa kimia untuk mengorganisasikan pikiran. Tak heran bila anak-anak yang terlalu aktif terkesan tak terencana.

Mendidik anak dengan gejala itu memang tak mudah. Pendidikannya perlu diserta dengan kesabaran ketika melihat anak yang nyaris tak bisa diam.

Ada dua cara mengatasi anak hiperaktif, yaitu medis dan non medis. Penanganan dengan medis biasanya menggunakan obat-obatan yang sesuai hasil diagnosa dokter maupun psikolog.

Sedangkan penanganan secara non medis menggunakan cara alternatif tanpa obat. Biasanya anak hiperaktif menjalani pendidikan khusus, terapi perilaku, dan psikoterapi yang melibatkan seluruh anggota keluarga.

Tapi keluarga harus berhati-hari mencari sekolah bagi anak berkebutuhan khusus itu. Suasana belajar dan lingkungan sekolah harus membuatnya nyaman. Keluarga juga dapat mengikutkan kegiatan positif untuk meningkatkan kedisiplinan anak, seperti bela diri, balet, berenang, atau bermain bola basket.

Kegiatan seperti itulah yang membuat Michael Jordan dan perenang dunia Michael Phelps meraih prestasi gemilang.(RRN)

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews